Recent Articles

web counter

Rabu, 19 Mei 2010

Kadiskes Dinilai Lamban

Thu, May 20th 2010, 09:19

Serangan Nyamuk Semakin “Menggila"

Kadiskes Dinilai Lamban

BLANGPIDIE - Paskabanjir dan cuaca ekstrem yang melanda Aceh Barat Daya (Abdya) beberapa waktu lalu, ancaman baru mulai muncul di kabupaten itu berupa serangan nyamuk yang “menggempur” disemua lokasi dan kecamatan. Bahkan tercatat hampir disemua puskesmas saban hari ada warga yang menjalani perawatan akibat serangan nyamuk, mulai dari gejala Demam Berdarah dengue (DBD), hingga Malaria.

“Kondisi yang terjadi di Abdya saat ini sudah sangat memprihatinkan, serangan nyamuk seakan sudah sangat menggila dan menimbulkan korban dimana-mana, sudah banyak yang harus dirujuk ke rumah sakit dan bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Kemarin saja Wakil Ketua DPRK Abdya ikut menjadi korban, anehnya hingga saat ini kok belum ada tindakan apapun dari dinas kesehatan setempat, ini jelas sebuah sikap yang sangat tidak bertanggung jawab,” tutur Afzal,SH salah seorang aktifis muda di Abdya kepada Serambi Rabu (19/5) kemarin.

Hal senada juga dilontarkan Muslizar MT, Anggota DPRK Abdya dari Partai Amanah Nasional (PAN), dia mempertanyakan sikap kepala dinas kesehatan setempat yang dinilainya lamban dan tidak peka terhadap kondisi yang dialami oleh warga Abdya saat ini, bahkan tindakan yang dilakukan oleh kepala dinas kesehatan Abdya berupa Fogging di beberapa lokasi dinilai hanya bersifat kontekstual yang tidak sesuai sasaran yang sebenarnya.

“Fogging kok dilakukan dikediaman Bupati dan beberapa lokasi tertentu yang tidak begitu mengenai sasaran yang sebenarnya, ini jelas sebuah sikap yang sangat tidak bijak, di desa-desa yang saat ini sudah mulai menelan banyak korban malah tidak tersentuh,”  Ujar Muslizar MT kepada Wartawan disela-sela acara di gedung DPRK Abdya bebeapa hari lalu.

Sikap kepala dinas kesehatan Abdya H Khadry A SH MM yang terkesan lamban tersebut dinilai Muslizar harus segera di-evaluasi oleh Bupati, karena jika terus dibiarkan maka tidak mustahil akan terus memakan korban khususnya para warga yang tidak pernah tersentuh penanganan yang serius dari dinas kesehatan. Apalagi selama ini menurutnya posisi kepala dinas kesehatan yang dijabat Khadry A memiliki pertaruhan dengan jiwa masyarakat Abdya secara keseluruhan.

“Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat prioritas dan tidak dapat dianggap enteng, selama ini dia (Kadis) selalu beralasan tidak punya dana, padahal ada pos-pos khusus yang dapat digunakannya seperti dana taktis Bupati serta pos lainnya, namun kalau memang tidak tanggap dan bijak tentu seperti ini yang terjadi, sudah berapa banyak warga yang harus menjadi korban, menurut saya Bupati harus meninjau ulang dan mengavaluasi posisi kepala dinas kesehatan Abdya,” Seru Muslizar,MT.

Harus ada laporan
Kepala Dinas Kesehatan Abdya, H Khadry A SH MM yang dikonfirmasi Serambi terkait hal tersebut, menjelaskan bahwa fogging tidak bisa dilakukan tanpa adanya laporan dari pihak Puskesmas dan indikasi positif terjangkitnya penyakit tersebut. Sebab, jika fogging  itu dilakukan di tempat yang belum terindikasi DBD akan menyalahi peraturan Menkes.

“Sebab, fogging itu racun yang bisa mengganggu ekosistem lingkungan hidup, makanya foging itu hanya dilakukan ditempat tertentu yang telah terindikasi terjangkitnya demam berdarah,” jelasnya. Dia mengakui bahwa selama ini sudah enam lokasi yang telah dilakukan fogging, lokasi dimaksud-masing-masing di Gampong Ulee Lhueng, Geulumpang Payong, Desa Tegah gampong Rawa, Komplek Kodim Abdya, dan seluruh komplek RSUD Abdya.

“Namun apabila ada keluhan kembali dari masyarakat, maka fogging akan kita lanjutkan kembali,” papar Khadry. Khadry juga menjelaskan bahwa sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan apakah DBD yang terjadi selama ini itu positif. Sebab, alat IGG dan IGM di Abdya belum ada, sehingga pihaknya baru bisa menyimpulkan bahwa yang terkena demam berdarah itu baru berstatus tersangka.

“Sebelum ada alat itu kita belum bisa memastikan bahwa tersangka terjangkit demam berdarah itu positif,” ucapnya. Dalam kesempatan itu, Khadry juga menjelaskan bahwa selama ini pihaknya baru melakukan fogging ditempat-tempat tertentu yang sudah terindikasi adanya DBD. Yaitu di titik rumah tersangka penderita dan 50 meter dari rumah tersangka penderita. Sedangkan untuk kawasan lain mesti terlebih dahulu adanya laporan dari Puskesmas setempat.  “Selama ini kita juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat menyangkut dengan pencegahan DBD itu. Sebab DBD biasa bersarang di tempat yang banyak barang-barang bekas dan pot bunga, seperti kota Balngpidie dan sebagian kawasan lain,”  pungkasnya.(tz)

Sumber : http://www.serambinews.com/news/view/31004/kadiskes-dinilai-lamban

0 komentar:

Posting Komentar