Fri, Oct 15th 2010, 13:40
Bupati Berharap Kegiatan PNPM-MP tak Mubazir
BLANGPIDIE- Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim SH menyatakan sangat bersimpati terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP), karena targetnya melahirkan desa yang mandiri. Akmal berharap kegiatan PNPM-MP itu tidak mubazir.
Penegasan tersebut disampaikan Bupati Akmal Ibrahim ketika membuka Pelatihan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Badan Pengawas UPK (BP-UPK) PNPM-MP di Gedung Pertemuan Susoh, Kamis (14/10). Dia menyambut baik pelatihan BKAD dan BP-UPK dengan mengusung tema “tingkatkan kelembagaan dan koordinasi serta pengawasan yang optimal” atau inti tema tersebut adalah kerjasama untuk mencapai hasil yang optimal.
Kerjasama bisa tercapai, menurut Akmal Ibrahim bila terbentuk saling pengertian. Dan itu bisa dicapai dengan sikap menghargai semua orang dan tidak merasa menang sendiri. Dalam mengambil kebijakan atau keputusan, menurut Bupati harus dipahami bahwa, tidak semua yang benar itu adalah baik, tapi yang pasti semua yang baik adalah benar.
Karenanya, kebenaran harus ditafsir sebagai solusi yang bisa memberi manfaat kepada sebanyak-banyaknya, bukan manfaat untuk kelompok kecil. Bisa saja sebuah kebijakan mendapat protes dari sebagian kecil karena dinilai merugikannya, meskipun sebenarnya memberikan manfaat kepada sebanyak-banyaknya.
Karenanya dalam mengambil kebijakan, termasuk kegiatan PNPM-MP jangan ragu-ragu, tapi harus tegas dan cerdas, meskipun kurang populer. Dalam hal ini, Bupati Akmal Ibrahim mencontohkan, Program Pemkab Abdya membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan menempatkan saham pemerintah daerah di sana.
Belakangan terjadi pengkerdilan dan pembodahan masyarakat dari segelintir pihak. Seperti pernyataan, keberadaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) hanya menguntungkan bupati, karena kebun sawitnya mulai berproduksi. “Pernyataan seperti merupakan pembodohan masyarakat,” tegasnya. Karena program PKS dengan kapasitas 60 ton TBS/jam akan memberi keuntungan sangat besar, baik terhadap daerah maupun terhadap masyarakat.
Namun Bupati Akmal Ibrahim menyatakan, bisa memahami pernyataan pengkerdilan seperti itu, karena tingkat pemikirannya hanya sebatas itu.
“Sepanjang bisa memberi manfaat kepada sebanyak-banyaknya kepada masyarakat, saya tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Artinya, program PKS terus berjalan, meskipun keputusan yang ambil kurang populer,” kata Bupati Akmal Ibrahim.
Sebelumnya, Ketua panitia pelaksana, Erli Subandri melaporkan, pelatihan BKAD dan BP-UPK diikuti 54 peserta dari seluruh kecamatan. Tiap kecamatan mengirimkan tiga peserta. Pelatihan selama 3 hari, 15 - 16 Oktober untuk BKAD dan 2 hari, 14-15 Oktober untuk BP-UPK. Tujuannya, peserta mampu memahami tentang konsep-konsep dan kebijakan program PNPM-MP.
Selama pelatihan materi disampaikan antara lain oleh Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Keluarga Sejahtera (PPM-KS), Kepala Bappeda, Fasilitator Kabupaten dan Fasilitator Kecamatan.(nun)
Penegasan tersebut disampaikan Bupati Akmal Ibrahim ketika membuka Pelatihan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Badan Pengawas UPK (BP-UPK) PNPM-MP di Gedung Pertemuan Susoh, Kamis (14/10). Dia menyambut baik pelatihan BKAD dan BP-UPK dengan mengusung tema “tingkatkan kelembagaan dan koordinasi serta pengawasan yang optimal” atau inti tema tersebut adalah kerjasama untuk mencapai hasil yang optimal.
Kerjasama bisa tercapai, menurut Akmal Ibrahim bila terbentuk saling pengertian. Dan itu bisa dicapai dengan sikap menghargai semua orang dan tidak merasa menang sendiri. Dalam mengambil kebijakan atau keputusan, menurut Bupati harus dipahami bahwa, tidak semua yang benar itu adalah baik, tapi yang pasti semua yang baik adalah benar.
Karenanya, kebenaran harus ditafsir sebagai solusi yang bisa memberi manfaat kepada sebanyak-banyaknya, bukan manfaat untuk kelompok kecil. Bisa saja sebuah kebijakan mendapat protes dari sebagian kecil karena dinilai merugikannya, meskipun sebenarnya memberikan manfaat kepada sebanyak-banyaknya.
Karenanya dalam mengambil kebijakan, termasuk kegiatan PNPM-MP jangan ragu-ragu, tapi harus tegas dan cerdas, meskipun kurang populer. Dalam hal ini, Bupati Akmal Ibrahim mencontohkan, Program Pemkab Abdya membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan menempatkan saham pemerintah daerah di sana.
Belakangan terjadi pengkerdilan dan pembodahan masyarakat dari segelintir pihak. Seperti pernyataan, keberadaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) hanya menguntungkan bupati, karena kebun sawitnya mulai berproduksi. “Pernyataan seperti merupakan pembodohan masyarakat,” tegasnya. Karena program PKS dengan kapasitas 60 ton TBS/jam akan memberi keuntungan sangat besar, baik terhadap daerah maupun terhadap masyarakat.
Namun Bupati Akmal Ibrahim menyatakan, bisa memahami pernyataan pengkerdilan seperti itu, karena tingkat pemikirannya hanya sebatas itu.
“Sepanjang bisa memberi manfaat kepada sebanyak-banyaknya kepada masyarakat, saya tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Artinya, program PKS terus berjalan, meskipun keputusan yang ambil kurang populer,” kata Bupati Akmal Ibrahim.
Sebelumnya, Ketua panitia pelaksana, Erli Subandri melaporkan, pelatihan BKAD dan BP-UPK diikuti 54 peserta dari seluruh kecamatan. Tiap kecamatan mengirimkan tiga peserta. Pelatihan selama 3 hari, 15 - 16 Oktober untuk BKAD dan 2 hari, 14-15 Oktober untuk BP-UPK. Tujuannya, peserta mampu memahami tentang konsep-konsep dan kebijakan program PNPM-MP.
Selama pelatihan materi disampaikan antara lain oleh Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Keluarga Sejahtera (PPM-KS), Kepala Bappeda, Fasilitator Kabupaten dan Fasilitator Kecamatan.(nun)
Sumber : http://www.serambinews.com/news/view/40806/bupati-berharap-kegiatan-pnpm-mp-tak-mubazir
1 komentar:
Blog dan artikelnya bagus, komentar juga ya di blog saya www.when-who-what.com
Posting Komentar